Entri Populer

Minggu, 25 Maret 2012

Cerpen Ternyata Sahabat


TERNYATA SAHABAT

Tuuut ….. tuuut…tuuut..tuuuut…
Suara HP rita memecah hening di kamarnya. Satu pesan dari nomor tak dikenal mampir di HPnya
“dia udah dapet gebetan baru 4 hari sebelum putus ama lo, anak SMA dia juga. JANGAN SEDIH SAYANG J “.
Kedua mata rita melotot saat membaca pesan itu. Siapa yang mengirim pesan itu?dalam hati rita bertanya-tanya.Saat dia akan menelfon nomor itu dan ingin memastikan siapa pemilik nomor itu dan dari mana dia tahu semua itu, tapi sayangnya nomor itu sudah tidak dapat dihubungi kembali. Meskipun rita belum tahu siapa yang mengirim pesan itu, tapi feelingnya percaya dengan kata-kata itu. Kini harapan dia bersama pacar pertamanya untuk manjalin cinta telah hilang, butiran air mata mulai menggenangi pipinya.
                                                                                ****
Rita bergegas mengunjungi rani dan risa saat mereka bertemu di kantin. Dengan hati ingin sekali mengungkapkan semua sakit hati karena patah hatinya. Bagi Rita memang sulit untuk melupakan cinta sekalius pacar pertamanya, apalagi dia baru tiga hari ini putus dengan adi, pacarnya.
“kalian tau gak , ternyata adi dah dapet gebetan baru lagi , kalian kan tau gua masih sayang ama dia, dia juga mutusin gua tanpa alasan yang jelas, gua kemaren dapet sms dari nomor yang gak gua kenal udah satu minggu ini mereka pacaran, menurut kalian gua harus gimana?” Dengan muka muram dan raut wajah sedih rita sudah nongkrong di depan mereka dengan pidatonya.
 “hahahaha rasain lo !” seru rani dan risa bersamaan
“ gua juga dah tau kok, pacar dia sekarang winda , temen SD gua dulu” lanjut risa
Rita merasakan kalimat itu menjadi duri yang menancap dalam hati rita.Dia tak pernah menyangka teman yang dikenalnya sejak duduk di SMP tega mengabaikan temannya ini untuk memberi solusi ataupun hanya mendengarkan isi hatinya. Bahkan risa sudah tahu terlebih dahulu berita itu, dia tega tidak memberi tahu rita. Ada apa dengan mereka berdua?
“udah ah, gua duluan ya , gua belom ngerjain PR Fisika gua. Daaaaaa….” Teriak Risa sambil keluar kantin
“gua juga, gua udah di tunggu Agung tuh di kasir, besok lagi ya….?” Lanjut Rani sambil meninggalkan Rita
Dengan jantung yang sempat sedetik berhenti dan mata yang mulai memanas kutarik ujung kanan kiri bibir yang tidak lebih dari 1cm untuk memastikan itu respon terbaikku, meskipun aku tau itu bukan senyuman yang manis. Tapi Itulah ekspresi terbaik emosi dan sakit hati untuk mereka yang ku anggap teman.
                                                                                ****
“ta’ si agung selingkuh , tapi dia gak ngaku ama gua padahal temen dia sendiri yang ngomong ama gua kalo dia punya simpenan.. bantuin gua dong, gua harus gimana coba”
“jangan percaya dulu ama omongan orang , sapa tau itu gak bener.. mendingan lo pastiin sendiri aja,, besok lo ajak ketemuan dia terus lo omongin baik-baik”
“thanks ya ta’ lo dah mau dengerin dan kasih solusi masalah gua, Cuma lo yang bisa ngertiin gua”
Kalimat itu terus terngiang di telinga Rita ibarat headfhone yang tergantung di telinga dengan music rock n’ roll yang membuat kuping rita panas. Rita teringat saat rani ada masalah dengan pacarnya, dia selalu meminta solusi dan bantuan rita, tapi kini saat rita dalam kesulitan dimana dia?
                                                                                ****
“woooy….!” Suara cempreng yuli mengagetkan lamunan rita
“sok merhatiin guru lo, padahaal si gak ngerti juga kan lo? Hahaha keliatan dari ekspresi mlongo lo itu”
“gua gak lagi mlongo kali.. ! gua lagi mikir” Jawab rita ketus
“oh bisa mikir juga lo ?hehehe…emang mikirin apa loh,, cerita geh”
Emang rasanya pengen jitak kepala bocah satu ini kalo lagi ngomong, tapi memang itulah yuli suka ceplas ceplos oranya.
“gua mikir…kapan gua mati”
Singkat padat dan gak jelas banget jawaban itu, Rita Cuma jawab sekena nya, dia tak ingin yuli tau. Karena sifat yuli yang selalu ingin tau problem orang itu yang membuat dia berambisi untuk mengorek-ngorek masalah orang.
“busyet dah….segitunya amat lo mikir,ini pasti bukan sepele , iya kan? Cerita geh gua kan temen lo”
Dengan antusiasnya dia mulai melepas headset dan membenahi kupingnya
Dan benar saja, seperti kena hipnotis yuli, rita pun mulai menceritakan kejadian yang dia alami. Tadinya sempat ragu untuk mengungkap semua, tapi bagi rita ini adalah kesempatan untuk membuang segala rasa yang mengganjal di hatinya.
“iya tah …?!”
“padahal mereka kan temen lo, kayaknya kalian kalo ketemu gitu juga akrab banget, masa sih sampai setega itu”  Bisik yuli kepada rita setelah hampir ketahuan mengobrol sejak tadi
“iya gua juga gak tau kenapa mereka gitu, mungkin ada yang salah ama gua” Kata rita dengan sifat yang selalu merasa bersalah dan tidak mau nyalahin orang lain itu.
“yang sabar ya rit…?”
Rita hanya terdiam. Dalam hati rita sampe kapan gua harus sabar dari cobaan ini, yang satu belum selesai yang satu nongol lagi
                                                                                ****
Bruuuk…
Tas yang mendarat di kasur mendahului isak tangis rita. Hanya kamar ini yang setia menemani rita.Dia mengerti susah senang perjalanan hidup rita dan kamar ini yang selalu ada untuknya kapan pun dia butuhkan. Aliran darahnya mulai menjelajahi otak dan hatinya , mengungkit peristiwa yang membuatnya merasa menjadi manusia yang hanya hidup sia-sia. Setelah kepergian pacarnya demi wanita lain, kini teman-teman yang sudah 3tahun ini dia percayai berpindah haluan dan mengabaikannya. Rita tidak tahu alasan mereka berbuat seperti itu, dia hanya berpikir mungkin dia pernah melakukan kesalahan yang sama dengan temen-temannya, jadi dia merasakan karmanya seperti ini, meskipun tidak jelas kesalahan apa yang pernah ia perbuat kepada teman-temannya. Dia hanya tidak ingin memiliki pikiran buruk terhadap teman-teman nya. Dan membiarkan teman-temannya sedar dengan sendirinya.
“gak usah sedih gitu, buat apa lo tersiksa gara-gara cowok yang jelas bukan yang terbaik buat lo dan kalo emang dia cowok baik, dia bakal bertanggung jawab atas perasaannya ke elo dan buat rani dan risa biarin aja mungkin mereka gak pernah ngerasain rasanya di cuekin ama temen saat ada masalah. Dan satu lagi inget! Tuhan itu maha adil”
Lagi lagi pesan singkat dari nomor itu. Semakin menambah beban dalam pikiran rita, siapa sebenarnya yang mengirimkan pesan itu?.  Setelah semua yang menimpa rita, sempat terlintas dalam otaknya untuk mengucapkan selamat tinggal pada dunia ini,tapi setelah dipahami maksud pesan itu, sepertinya orang itu mengerti dan memahami keadaan rita.
                                                                                ****
Setelah kejadian itu rita dan kedua temannya kini tidak akrab seperti dahulu lagi. Rita terlalu sakit jika melihat kedua temannya yang telah melukai hatinya itu. Lagipula kini rani dan risa lebih merasa senang bersama teman barunya, terlihat sa’at risa mengendarai sepeda motor bersama teman kelasnya dan tidak mempedulikan rita atau mungkin sengaja tidak melihatnya.
                                                               
“ mbak broo.. nanti pulang sekola ikut kita yuk”
 Kata yuli yang langsung duduk disampingku, entah kapan dia datang
“ Kemana,,,” Dengan suara malas rita merespon
“shoping lhaa…. Ama Irma, ama Fatimah juga”
Rita menarik nafas dalam dalam, dia berfikir dengan hati yang sedang kacau seperti ini pergi ke mall  dengan teman-temannya apakah teman-temannya itu tidak merasa terganggu dengan mood rita yang labil seperti ini.
“ayoooolahh…. Itung-itung ngilangin setres nya elo” kata Irma memohon
“tapi kalo emang elo masih pengen sendiri dan renungin masalah ini gak ikut juga gak papa kok,, kita gak maksa rit” kata Fatimah yang selalu mengerti perasaan temennya
“Iya deh… gua ikut, lagian kalo gua sendiri gua takut ke’inget masalah itu lagi”
Akhirnya rita pun memilih untuk pergi bersama teman-temannya. Meskipun sepanjang perjalanan dan di mall rita hanya diam dan setiap di tanya hanya mengangguk atau menggeleng saja. Dia tau ini tidak menghilangkan luka sepenuhnya, tapi dengan adanya teman-teman yang baik seperti  yuli  Irma dan Fatimah di sampingnya rita berfikir masih ada orang yang menginginkannya tetap hidup.
****
Tuuut….tuuuuut…tuuuut…tuuuuut
Rita terbangun dari lamunanya saat dalam bus menuju pulang. Satu pesan dari nomor itu lagi
“nah gitu dong, hibur diri lo, sebenernya yang nentuin bahagia atau enggaknya dalam hidup lo itu ya elo sendiri. Semangat rita, ayo kita lihat kebahagiaan apa yang akan terjadi untuk hari esok, jangan biarin hidup lo berhenti saat lo ada dalam kesulitan”
Senyum mungil itu kembali menghiasi wajah rita saat dia membaca sms itu. Kalimat yang tidak seberapa banyak tetapi cukup untuk membuat kelonggaran dalam hatinya.

Setelah semua yang menimpa rita , kini dia tau, dia memang harus menghibur kesedihannya. Setiap pulang sekolah rita tidak pernah langsung pulang ke rumah, dia mampir ke mall atau pergi ke rumah temannya dan dia juga sering ke warnet hanya untuk browsing-browsing tidak berguna padahal dia tau di rumahnya tersedia fasilitas untuk berakses, tapi dia ingin menikmati hidup di luar, dan mencari ketenangan hatinya. Dan berusaha untuk mengatasi semua masalah ini dengan dewasa.
                                                                                ****

Sore itu, sesampainya di rumah rita langsung membanting tubuhnya ke tempat tidur, dia sangat lelah setelah berkeliling di mall. Sedetik berlalu firus itu kembali memasuki fikiran rita, entah kenapa sulit baginya untuk melupakan masalah itu begitu saja. Dengan cara apa lagi dia menutup lubang yang dalam di hatinya itu. Air matapun kembali melewati pipinya, kini dia benar-benar berada di tengah malam di jalan yang buntu, siapakah yang akan membantunya? Membantu memberikan sebuah lilin untuk menerangi jalannya , dan kembali menuju sosok rita yang dahulu. Rita pun memejamkan matanya dia terlalu letih menopang masalah ini sendiri, dia berharap saat matanya terbuka ini semua hanya hayalan cerita pendek yang ditulisnya untuk tugas bahasa Indonesia.
                                                                                ****
Senja itu…
Tuut…Tuuut…….Tuuut…Tuuuut…..
Satu pesan singkat masuk di handphone Rita saat dia sedang duduk di teras rumahnya. Rita berfikir, apakah itu adi yang mengirim pesan dan mengajak rita bertemu lalu ingin kembali bersamanya. Atau itu rani yang ingin mendengar repihan hati rita?, tapi ternyata bukan, yah jelas saja bukan pesan itu dari si misterius tetapi berhati baik yang mengajak rita untuk bertemu setelah pulang sekolah. Rita sempat berfikir tidak ingin menemui orang itu, karena dia terlalu takut menerima kenyataan lain lagi, dia tak ingin orang itu menambah masalah dalam hidupnya lagi. Tapi rasa penasarannya menuntun rita untuk menemui dan memastikan siapa orang misterius itu.
                                                                                ****
Sunyi… gambaran yang tepat untuk situasi kaffe Benny saat ini. Hanya ada Rita dan sepasang kekasih yang sedang duduk berdua dan saling berhadapan. “sialan…. Kenapa harus ada dua orang itu sih ! , buat gua iri aja “ shiiit… gumam rita sambil melengos saat matanya terpaku pada sosok wanita berjilbab yang sepertinya sedang mencari seseorang dan wajahnya sangat familiar di fikiran rita.
Semakin mendekat wajah itu semakin dikenalnya, yap benar saja pemilik wajah itu adalah Tian. Sahabat kecilnya dulu, mereka berteman sejak duduk di bangku TK , tapi sayangnya mereka berpisah ketika kelas dua SMP. Tian pindah rumah dan dia ikut tinggal bersama ibunya, setelah neneknya meninggal. Kejadian itu sangat menyiksa sepasang sahabat itu, karena tian sangat tidak ingin tinggal bersama ayah tirinya, meskipun ayahnya itu baik. Dan untuk rita, dia tidak mau berpisah dengan sahabatnya itu. Meskipun begitu, rita tetap meyakinkan tian dan menyuportnya saat tian tinggal disana.
“Tian ? apa kabar lo? Ngapain lo di sini? Tanya rita
“gua, ya mau ketemu lo lah oneng !” jawab tian
Benarkah ? Rita masih tidak menyangka  orang misterius yang selalu menyuport rita itu adalah sahabatnya sendiri, sahabat yang  akhirnya bertemu setelah tiga tahun berpisah, yang sudah selama ini tak ada komunikasai, kini mereka bersama lagi.
“jadi orang misterius itu elo?” Tanya rita masih kurang percaya
“iya, sorry ya udah buat lo penasaran , sebenernya gua pengen jujur dari awal, tapi sayang kalo gua mau tinggal bareng lo lagi tanpa ada surprise dari gua, makanya gua buat elo penasaran dulu deh, pas banget lo lagi ada masalah kayak gini hehehe….
Sebuah pertemuan yang tepat saat rita tersesat dalam malam yang gelap, kini dia tak sendiri lagi, dia bersama lilin yang akan meneranginya hingga menemukan jalan yang baik dan kembali seperti rita yang selalu ceria seperti dahulu. 



                                                                                ………TAMAT………